REVIEW
THE
KING OF SPEECH
OLEH
:
AHMAD
JAMALUDDIN ISLAMI
D11C110041
Diangkat
dari kisah nyata Raja George VI. Setelah kematian Ayahandanya, Raja George V
dan skandal Raja Edward VIII, Bertie yang mengalami kesulitan berkomunikasi,
tiba-tiba dinobatkan sebagai Raja George VI dari Inggris . Dengan negara di
ambang perang dan sangat membutuhkan sosok pemimpin, istrinya, Elizabeth calon
Ratu, meminta agar suaminya mengikuti terapi bicara bersama Lionel Logue yang
eksentrik. Diawali dengan perseteruan, keduanya mulai menjalani program terapi
dan akhirnya membentuk ikatan yang tak terpisahkan. Dengan dukungan dari Logue,
keluarga, pemerintah dan Winston Churchill, sang Raja mengatasi kesulitannya,
membuat jaringan radio yang menginspirasi rakyatnya dan menyatukan mereka.
1.
Strategi
Salah satu
persyaratan ketika berkomunikasi dengan orang adalah strategi kesopanan. Dengan
kata lain, dalam setiap komunikasi ada kemungkinan munculnya ancaman kepada
pembicara maupun pendengar. Di dalam penggunaan hedges, orang cenderung
menggunakan beberapa strategi berkomunikasi yang menunjukkan tingkat kesopanan.
Penelitian ini fokus untuk menemukan penerapaan kesantunan negatif (negative
politeness) yang terlihat pada pemeranpemeran utama film The King’s Speech.
Penelitian ini memfokuskan pada empat pemeran utama yaitu Bertie, Lionel,
Elizabeth, dan Cosmo Lang.
2.
Teknik
Retorika
dipercaya sebagai salah satu propaganda yang efektif dengan mempersuasi
khalayak ramai, retorika bisa kita sebut dengan berpidato. berpidato yang baik
perlu memperhatikan beberapa hal yaitu,
a.
Kosa
kata dan Kalimat
Meskipun tujuan
dan pesan yang disampaikan memiliki makna yang sama, pemilihan kosa kata dan
kalimat mempengaruhi penerimaan makna yang ditangkap audiens. Kosa kata atau
kalimat yang kurang tepat dapat menimbulkan persepsi yang berbeda diantara
audiens.
b.
Penekanan
kata dan Jeda
Di film The King
Speech, Lionel Logue, asisten pribadi yang membantu mengatasi penyakit gagap
sang Raja George ke IV, dengan menggunakan cara yang efektif untuk menolong sang
Raja dalam membacakan pidato. Di naskah, ia mencantumkan garis miring ‘/’ dan
‘//’ dalam kata-kata tersebut sebagai tanda jeda baca dan penekanan kata. Tanda
ini juga umum digunakan para pembaca berita dalam teleprompter.
c.
Gestur
dan Bahasa Tubuh
Ketika seseorang
berpidato, ia merupakan magnet perhatian diantara ratusan, ribuan, bahkan
jutaan audiens. Hal yang pertama kali dilihat para audiens-nya bukanlah makna
pidato tersebut, tapi apa yang tampak secara visual, (kecuali jika berpidato
melalui siaran radio). Maka, penampilan dan bahasa tubuh yang baik mempengaruhi
cara penyampaian pidato. Saat Obama berpidato, ia jarang memperhatikan isi teks
pidato. Tangannya tak terpaku pada kertas, atau meja mimbar. Namun, ia sesekali
menggunakan tangannya sebagai penegasan terhadap pesan yang ia sampaikan.
Postur tangan pun memiliki banyak perbedaan makna. Misalnya, posisi tangan yang
menunjuk-nunjuk, berbeda makna dengan posisi tangan yang terbuka, atau
tertutup.
3.
Metode
Disini
Lionel memakai metode yang agak kontroversial. Lionel lebih menekankan pada
pengaturan emosi. Bertie memang orang yang cukup temperamen. Jadi Lionel
melatih bertie selain hal-hal teknis dalam berbicara juga pengaturan
emosi. Gagapnya Bertie juga sebenarnya
dipengaruhi kondisi psikisnya, ia merasa tertekan dalam keluarga dan pernah
mengalami hal kurang menyenangkan di masa kecilnya. Lionel dengan sabar
menepiskan pengaruh ini.