SKALA LIKERT
Skala Likert adalah suatu skala
psikometrik yang umum digunakan dalam kuesioner,
dan merupakan skala yang paling banyak digunakan dalam riset
berupa survei. Nama skala ini diambil dari nama Rensis
Likert, yang menerbitkan suatu laporan yang menjelaskan
penggunaannya. Sewaktu menanggapi pertanyaan dalam skala Likert, responden
menentukan tingkat persetujuan mereka terhadap suatu pernyataan dengan memilih
salah satu dari pilihan yang tersedia. Ada dua bentuk pertanyaan yang
menggunakan Likert yaitu pertanyaan positif untuk mengukur minat positif , dan
bentuk pertanyaan negatif untuk mengukur minat negatif. Pertanyaan positif diberi skor 5, 4, 3, 2, dan 1;
sedangkan bentuk pertanyaan negatif diberi skor 1, 2, 3, 4, dan 5. Bentuk
jawaban skala Likert terdiri dari sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju,
dan sangat tidak setuju. Biasanya disediakan lima pilihan skala
dengan format seperti:
1.
Sangat Tidak Setuju (STS)
2. Tidak Setuju (TS)
3. Netral atau Biasa (B)
4. Setuju (S)
5. Sangat setuju (SS)
Penskalaan
ini apabila dikaitkan dengan jenis data yang dihasilkan adalah data Ordinal.
Selain pilihan dengan lima skala seperti contoh di atas, kadang digunakan juga
skala dengan tujuh atau sembilan tingkat. Suatu studi empiris menemukan bahwa
beberapa karakteristik statistik hasil kuesioner dengan berbagai
jumlah pilihan tersebut ternyata sangat mirip.
Prosedur
dalam membuat skala Likert adalah sebagai berikut :
1.
Peneliti
mengumpulkan item-item yang cukup banyak, relevant dengan
masalah yang sedang diteliti, dan terdiri dari item
yang cukup jelas disukai dan tidak disukai.
2.
Kemudian
item-item itu dicoba kepada sekelompok responden yang cukup representatif dari
populasi yang ingin
diteliti.
3.
Responden
di atas diminta untuk mengecek tiap item, apakah ia menyenangi (+) atau tidak
menyukainya (-). Respons tersebut dikumpulkan dan jawaban yang memberikan
indikasi menyenangi diberi skor tertinggi. Tidak ada masalah untuk memberikan
angka 5 untuk yang tertinggi dan skor 1 untuk yang terendah atau sebaliknya.
Yang penting adalah konsistensi dari arah sikap yang diperlihatkan. Demikian
juga apakah jawaban “setuju” atau “tidak setuju” disebut yang disenangi,
tergantung dari isi pertanyaan dan isi dari item-item yang disusun.
4.
Total
skor dari masing-masing individu adalah penjumlahan dari skor masing-masing
item dari individu tersebut.
5.
Respon
dianalisis untuk mengetahui item-item mana yang sangat nyata batasan antara
skor tinggi dan skor rendah dalam skala total. Misalnya, responden pada upper
25% dan lower 25% dianalisis untuk melihat sampai berapa jauh tiap item dalam
kelompok ini berbeda. Item-item yang tidak menunjukkan beda yang nyata, apakah
masuk dalam skortinggi atau rendah juga dibuang untuk mempertahankan
konsistensi internal dari pertanyaan.
Contoh
: Pengukuran
Variabel Kompetensi Mengajar Dosen
Pertanyaan
|
Jawaban
|
Apakah saudara setuju, dosen AA sangat trampil di
dalam memberikan penjelasan tentang materi yang dikuliahkan?
|
♥ ♥ ♥ ♥ ♥
SS
S B TS STS
|
Apakah saudara setuju, dosen AA sangat trampil di
dalam membuat variasi perkuliahan?
|
♥ ♥ ♥ ♥ ♥
SS
S B TS STS
|
Apakah saudara setuju, dosen AA sangat baik di
dalam melakukan pengelolaan kelas?
|
♥ ♥ ♥ ♥ ♥
SS
S B TS STS
|
Skor
: SS=5; S=4; B=3; TS=2; STS=1
SKALA GUTTMAN
Skala Guttman yaitu skala yang
menginginkan jawaban tegas seperti jawaban benar-salah, ya-tidak, pernah –
tidak pernah. Untuk jawaban positif seperti setuju, benar, pernah dan
semacamnya diberi skor 1; sedangkan untuk jawaban negatif seperti tidak setuju,
salah, tidak, tidak pernah, dan semacamnya diberi skor 0. Dengan skala ini, akan diperoleh jawaban yang tegas yaitu
Ya - Tidak, Benar - Salah dan lain-lain. Skala ini dapat pula dibentuk dalam bentuk
checklist atau pilihan ganda. Skor 1 untuk skor tertinggi dan skor 0 untuk
terendah.
Contoh
:
Dimensi
belajar
dibagi menjadi 5 pernyataan (dari kebutuhan yang paling rendah dahulu) :
1.
Untuk mencari ilmu
2.
Untuk melanjutkan
pendidikan
3.
Untuk mendapatkan gelar
4.
Untuk mendapatkan
ijazah
5.
Untuk syarat dalam
mencari kerja
Dalam
bentuk pertanyaan :
1.
Apakah dengan belajar
akan terpenuhi kebutuhan anda dalam mencari ilmu ? (Ya/Tidak)
2.
Apakah dengan belajar
akan terpenuhi kebutuhan anda dalam melanjutkan pendidikan? (Ya/Tidak)
3.
Apakah dengan belajar
akan terpenuhi kebutuhan anda dalam mendapatkan gelar? (Ya/Tidak)
4.
Apakah dengan belajar
akan terpenuhi kebutuhan anda dalam mendapatkan ijazah? (Ya/Tidak)
5.
Apakah dengan belajar
akan terpenuhi kebutuhan anda dalam memenuhi syarat mencari kerja? (Ya/Tidak)
SKALA RATING
Skala
rating adalah data mentah yang diperoleh berupa angka kemudian ditafsirkan
dalam pengertian kualitatif.
Contoh :
Seberapa baik televisi merek X?
Berilah jawaban angka :
|
4 bila produk sangat baik 3 bila produk cukup baik 2 bila produk
kurang baik 1 bila produk sangat tidak baik
|
Atau
Jawablah
dengan melingkari interval jawaban.
NO
|
PERTANYAAN
|
INTERVAL JAWABAN
|
1.
2
3
4
|
Bagaimana
kualitas gambar
Bagaimana
kualitas suara
Bagaimana
tampilan produk
Bagaimana
pelayanan purna jual
|
4 3 2
1
4 3 2
1
4 3 2
1
4 3 2
1
|
SKALA SEMANTIK
DEFFERENSIAL
Skala
defferensial yaitu skala untuk mengukur sikap dan lainnya, tetapi bentuknya
bukan pilihan ganda atau checklist tetapi tersusun dalam satu garis kontinum. Skala
Semantik defferensial disusun dalam suatu
garis dimana jawaban sangat positif terletak dibagian kanan garis, sedangkan
jawaban sangat negatif terletak dibagian kiri garis atau sebaliknya.
Data yang diperoleh
adalah data interval dan baisanya skala ini digunakan untuk mengukur
sikap/karakteristik tertentu yang dipunyai oleh seseorang. Responden dapat
memberi jawaban pada rentang jawaban yang positif sampai dengan negative.
Contoh
:
Gaya
Kepemimpinan
Demokrasi
|
7
6 5 4 3 2 1
|
Otoriter
|
Bertanggung
jawab
|
7
6 5 4 3 2 1
|
Tidak
bertanggung jawab
|
Memberi
Kepercayaan
|
7
6 5 4 3 2 1
|
Mendomi-nasi
|
Menghargai
bawahan
|
7
6 5 4 3 2 1
|
Tidak
menghargai bawahan
|
Keputusan
diambil bersama
|
7
6 5 4 3 2 1
|
Keputusan
diambil sendiri
|