Akulturasi
Istilah akulturasi
berasal dari bahasa Latin acculturate yang berarti “tumbuh dan berkembang
bersama”. Secara umum, pengertian akulturasi (acculturation) adalah perpaduan dua buah budaya yang menghasilkan
budaya baru tanpa menghilangkan unsur-unsur asli dalam budaya tersebut.
Misalnya. proses percampuran dua budaya atau lebih yang saling bertemu dan
saling memengaruhi. Menurut Koentjaraningrat (Harsyo, 1996:155), akulturasi
adalah proses sosial yang terjadi bila kelompok sosial dengan kebudayaan
tertentu dihadapkan pada kebudayaan asing yang berbeda. Syarat terjadinya
proses akulturasi adalah adanya persenyawaan (affinity) yaitu penerimaan kebudayaan tanpa rasa terkejut. Syarat
lainnya adalah adanya keseragaman (homogenity)
seperti nilai baru yang tercerna akibat keserupaan tingkat dan corak budayanya.
Walaupun komunikasi antarbudaya membahas tentang persamaan dan perbedaan dalam
karakteristik kebudayaan antar pelaku-pelaku komunikasi, tetapi perhatian
utamanya adalah proses komunikasi antar individu-individu dan kelompok-kelompok
yang berbeda kebudayaanya yang mencoba untuk berinteraksi.
Akulturasi dapat
terjadi melalui kontak budaya yang bentuknya dapat bermacam-macam, antara lain
sebagai berikut.
1. Kontak
sosial dapat terwujud pada seluruh lapisan masyarakat, sebagian masyarakat,
atau bahkan antarindividu dalam dua masyarakat. Kehadiran teknologi misalnya,
tentu berbeda dengan kehadiran seorang ulama. Kehadiran seorang ahli psikologi
berbeda dengan kehadiran seorang ahli ekonomi.
2. Kontak
budaya dapat terwujud dalam situasi bersahabat atau situasi bermusuhan.
3. Kontak
budaya dapat terwujud antara kelompok yang menguasai dan dikuasai dalam seluruh
unsur budaya, baik dalam ekonomi, bahasa. teknologi. kemasyarakatan. agama,
kesenian, maupun ilmu pengetahuan.
4. Kontak
budaya dapat terwujud di antara masyarakat yang jumlah warganya banyak atau
sedikit.
5. Kontak
budaya dapat terwujud dalam ketiga wujud budaya baik sistem budaya, sistem
sosial, maupun unsur budaya fisik.
Hasil proses
akulturasi budaya ditentukan oleh kekuatan setiap budaya. Semakin kuat suatu
budaya maka semakin cepat memengaruhi budaya lainnya. Salah satu contoh dari
proses akulturasi di Indonesia adalah yang terjadi di daerah transmigrasi. Di
antara berbagai suku bangsa yang terdapat di daerah transmigrasi, secara alami
terjadi pertemuan dua budaya atau lebih. Dalam proses akulturasi,
perbedaan-perbedaan yang ada berjalan beriringan dengan unsur
persamaan-persamaan yang mereka miliki sampai pada akhirnya budaya memiliki
pengaruh lebih kuat akan berperan besar dalam proses akulturasi.